Petani cabai di Kecamatan Matesih, Karanganyar, mengeluhkan harga cabai merah yang terus merosot.
Harga cabai merah di tingkat pengepul hanya Rp3.500 per kilogram, padahal sebeumnya mencapai Rp15.000 per kilogram.
Salah seorang petani cabai, Prapto Sukatno, 45, mengatakan harga cabai merah merosot hingga 300 persen.
“Kalau dihitung-hitung, total penjualan cabai sebanyak 5 kuintal hanya laba sedikit sekali. Untuk menutup biaya pengolahan tanah, pembelian bibit, perawatan, dan pemupukan sudah hampir tidak balik modal,” kata dia, saat dijumpai wartawan, di lahan pekarangannya, Minggu (25/8/2014).
Prapto mengatakan panen terakhir lalu adalah panen terburuk selama satu tahun. “Kalau begini yang rugi di tingkatan petani. Di pasaran, memang pembeli bersyukur karena bisa beli lombok murah. Padahal yang saya tanam ini bibit berkualitas. Cabainya besar, pedas, dan berisi,” urai dia.
Guna menutup biaya produksi, kata Prapto, ia mengandalkan penjualan tomat merinda yang ditanam selang-seling dengan cabainya.
Petani cabai di Karangpandan, Sastro, mengatakan berdasar informasi dari para pedagang cabai merah di sejumlah pasar, penurunan harga cabai disebabkan masa panen serentak.
Stok cabai yang melimpah di pasaran, kata dia, memengaruhi harga jual. Sebaliknya jika stok cabai sedikit, harga jualnya pun ikut naik.
Diambil dari : SoloPos